Kamis, 29 Januari 2009

cintah gilak !

susah yah mencari cinta sejati itu ternyata :(

Minggu, 11 Januari 2009

KM . .

Ringkasan Penelitian Mengenai Pentingnya Knowledge DanKnowledge Management System Berbasis IT Beserta Dampak-Dampak Yang Ditimbulkannya Pada Organisasi

I. Pendahuluan
Knowledge merupakan bagian vital dalam kehidupan sosial manusia modern. Selain itu,dalam sebuah organisasi, peran knowledge yang dimiliki secara keseluruhan dapatmeningkatkan daya saing dan efisiensi kerja dari organisasi yang bersangkutan. Dalamera informasi penting untuk disadari bahwa aliran knowledge kedalam dan keluarorganisasi berlangsung sangat cepat. Dengan pemanfaatan teknologi informasi dantelekomunikasi, revolusi penyebaran dan pemanfaatan knowledge bukan merupakan halyang aneh. Banyak organisasi dewasa ini mengadopsi dan mengimplementasikanknowledge management system sebagai sarana dalam menunjang proses-proses yangterkait dengan pemberdayaan knowledge yang mereka miliki.Namun, untuk mewujudkan budaya berbagi knowledge dalam suatu organisasi bukanlahhal mudah. Selain faktor internal, berupa sifat dasar dari knowledge itu sendiri, hal lainyang biasanya menjadi kendala adalah kesiapan individu-individu dalam organisasidalam mengadaptasi perubahan menuju kearah learning organization.Makalah ini merupakan ringkasan dari penelitian studi literatur yang kami lakukanterhadap lima buah paper. Pembahasan dimulai dengan tinjauan tentang knowledge itusendiri dan bagaimana knowledge dikelompokkan untuk knowledge management systemyang sesuai. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai knowledge transferdan proses-proses knowledge management lainnya dan peranan teknologi informasididalamnya yang mempengaruhi transformasi budaya suatu organisasi. Pada bagian akhirmakalah ini, kami merangkum beberapa isu tentang penerapan knowledge managementsystem berbasis IT dinegara berkembang dan pemanfaatannya dalam e-government.

II. Studi Literatur
11.A. Klasifikasi KnowledgePemanfaatan knowledge dan knowledge management system yang optimal sangatbergantung pada klasifikasi dari knowledge itu sendiri. Hal ini penting karena knowledgeyang didapat akan digunakan oleh sebuah organisasi yang terdiri dari beragam individuyang mempunyai keunikannya masing-masing. Burrel dan Morgan mengusulkan empatparadigma tentang cara melihat suatu knowledge. Keempat paradigma tersebut ialah:radical humanist, radical structuralist, interpretive dan functionalist[BUR79]. Keempatparadigma tersebut lahir dari tarik-ulur antara sudut pandang para filsuf kontemporeryang melihat knowledge dari sisi yang berbeda.Deetz mengusulkan empat discourse alih-alih paradigma. Discourse tersebut adalah:normative, interpretive, critical and dialogic. Schultze melakukan penelitian terhadapmakalah-makalah yang membahas mengenai keempat discourse Deetz[SCH02]. Daripenelitiannya, Schultze et al mengklasifikasikan knowledge dan bentuk knowledgemanagement yang sesuai untuk studi lebih lanjut.Discourse normative menitikberatkan penggunaan knowledge untuk kegiatan problemsolving dan decision making dengan pemanfaatan teknologi informasi, seperti DBMS,dalam mendukung proses didalamnya. Discourse interpretive menitikberatkan padapemanfaatan knowledge oleh individu daripada knowledge itu sendiri. Discourse criticalmenitikberatkan perimbangan hak akses terhadap knowledge dan aspek sosio-politikdalam hal kesamaan hak dalam memperoleh knowledge. Discourse dialogicmenitikberatkan proses transformasi budaya suatu organisasi yang menerapkan teknologiinformasi dalam proses knowledge management-nya. Dari klasifikasi ini terlihat bahwajenis knowledge yang berbeda pada organisasi yang berbeda memerlukan implementasiIT pada tingkat yang berbeda pula. Implementasi IT pada knowledge management systemyang digunakan juga tergantung pada budaya asal organisasi dan individu didalamnya.Yaitu sejauh mana IT telah diterapkan dalam proses-proses organisasi. Karenabagaimanapun IT hanya berperan sebagai penunjang dalam manajemen informasi sebuahorganisasi.

II.B. Penerapan IT Dalam Knowledge Management
Tingkat virtualness[GRI03] dari suatu organisasi memegang peranan penting dalamadaptasi sebuah knowledge management system berbasis IT. Organisasi yang telahterbiasa memanfaatkan IT dalam kesehariannya (lebih virtual) menyebakan individudidalamnya lebih mudah beradaptasi dengan peran knowledge management systemberbasis IT dibanding dengan organisasi yang kurang virtual atau tradisional. Selain ituproses transfer knowledge berlangsung lebih cepat dan transformasi knowledge daribentuk tacit menjadi implisit juga lebih mudah.Namun penggunaan IT bukannya tanpa masalah. Griffith et al menemukan bahwa denganimplementasi IT dalam knowledge management system bisa menimbulkan dampak yangsifatnya sosial dalam organisasi bersangkutan. Misalnya, sebelum implementasi IT dalamproses transfer knowledge, pemilik asal knowledge(knower) adalah individu yang unik.Setiap kali ada individu lain yang membutuhkan knowledge yang hanya diketahui olehknower tadi, maka ia harus bertemu langsung dan menanyakannya kepada knowertersebut. Dengan diimplementasikannya IT dalam proses knowledge management,knower tadi bisa merasa kehilangan keunikannya karena semua knowledge yangdiketahuinya harus diserahkan ke sistem untuk diketahui semua orang.

II.C. Isu Dalam Proses Knowledge Management
Masalah yang disebutkan pada paragraf terakhir bagian sebelumnya adalah contoh isupada proses knowledge storage, yang merupakan salah satu proses dalam knowledgemanagement. Yaitu bagaimana tindakan organisasi dalam mensiasati agar knower mauberbagi knowledge yang diketahuinya kepada individu lain. Misalnya dengan memberipenghargaan atau bentuk insentif lain kepada knower tersebut.Masalah lain adalah pada proses knowledge transfer. Yaitu bagaimana semua unit dalamorganisasi memperoleh knowledge secara efektif dan efisien. Seperti dipahami bersamabahwa knowledge base suatu organisasi adalah sangat besar dan berisi aneka ragaminformasi dan knowledge. Namun unit-unit yang berbeda pasti hanya memerlukan subsettertentu saja dari knowledge yang tersedia didalam knowledge base. Jika suatu unitmemerlukan knowledge dalam rangka penunjang untuk mengambil keputusan, akan sangat tidak efisien apabila harus mencari-cari keseluruh knowledge base. Mengingatkecepatan dalam pengambilan keputusan adalah hal yang kritikal dalam persaingandengan kompetitornya.Oleh karena itu, knowledge management system yang baik harus menyediakanmekanisme bagi penggunanya untuk memberi masukan tentang kredibilitas suatuknowledge[POS05]. Urgensinya adalah agar dengan adanya masukan dari pengguna ini,pemelihara dan administrator knowledge management system bisa lebih baik lagi dalammengklasifkasi knowledge dalam knowledge base. Salah satu caranya adalah denganmeminta pengguna sistem untuk memberi rating. Apakah knowledge yang dicarinyasesuai dengan keperluannya atau tidak. Namun perlu diperhatikan bahwa mekanismepemberian rating ini rentan akan sabotase. Bisa saja pengguna memberikan rating secaraasal-asalan sehingga hasil akhirnya bisa jadi sebuah klasifikasi yang tidak benar.

II.D. Penerapan Knowledge Management pada Pemerintahan ( e-government )
Aplikasi knowledge management systems yang telah berhasil diimplementasikan ditingkat organisasi dapat pula diimplementasikan untuk tahap yang lebih lanjut di tingkatpemerintahan. Knowledge management systems yang cocok untuk e-government padasebuah negara berkembang adalah knowledge management system berbasiskankomunitas virtual [WAG03], hal ini disebabkan karena komunitas virtual dapatmenyediakan informasi secara cepat dan akan selalu memiliki nilai kebaruan karenamelibatkan para anggota dari komunitas virtual itu dan biaya untuk pengadaanknowledge management ini lebih murah dibandingkan dengan biaya pengadaanknowledge management di tingkat enterprise. Penerapan knowledge management ditingkat pemerintahan atau negara dapat turut mencerdaskan kehidupan bangsa karenaknowledge management system di tingkat pemerintahan memiliki potensi mencerdaskandan dapat menyejahterakan masyarakat dengan membagi pengetahuan dengan hargaterjangkau dan dapat mendekatkan pemerintah terhadap rakyatnya karena rakyat dapatmendapatkan pelayanan pemerintah khususnya dalam bentuk informasi dan layananlainnya.

Knowledge Management oleh Onno W. Purbo

Knowledge Management
Onno W. Purbo

Dalam tulisan ini saya mencoba membahas hal yang lebih abstrak daripada sekedar teknologi informasi biasa. Knowledge Management(KM) adalah sebuah konsep yang relatif baru yang bergerak di atas infrastruktur teknologi informasi (Internet & Intranet) yang ada. Sangat berbeda dengan dengan konsep e-commerce yang hari-hari ini sedang booming dan banyak di minati oleh orang banyak. E-commerce seperti kita rasanya sebetulnya hanyalah membuat effisien proses perdagangan yang sudah ada supaya lebih cepat dan dapat di akses dengan mudah dari segala penjuru dunia.

Berbeda dengan konsep-konsep effisiensi prosedur, Knowledge Management di fokuskan untuk menjadi seseorang / sebuah institusi agar menang dalam kompetisinya karena memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada kompetitor-nya. Isu utama di Knowledge Management adalah competitiveness. Competitiveness tersebut di peroleh dengan cara mengelola pengetahuan yang kita miliki dengan baik dan effisien.

Pada saat ini di Indonesia sedang terjadi gerakan untuk membangun knowledge infrastructure yang berbasis Knowledge Management yang di motori oleh Knowledge Management Reseach Group (KMRG) ITB yang di ketua oleh Ismail Fahmi. Melalui infrastruktur pengetahuan yang dibangun berbasis Web diharapkan dapat mengkaitkan banyak sekali institusi pendidikan dan beberapa institusi komersial / non-pendidikan supaya proses tolong menolong dalam pemandaian bangsa ini terjadi.

Dalam konsep baru - Knowledge Management - sebuah institusi secara sadar dan komprehensive akan mengumpulkan, mengorganize, men-share, dan menganalisa pengetahuan yang mereka miliki untuk tujuan-tujuan di masa mendatang. Di tahun 2000 ini, setahu saya tidak banyak institusi / perusahaan di Indonesia yang secara serius mempunyai Knowledge Management secara menyeluruh. Umumnya yang ada beberapa perusahaan memfokuskan pada proses yang ada dan mencoba agar menjadikan satu proses-proses tersebut menjadi satu kesatuan.

Knowledge Management sendiri merupakan sebuah proses yang kompleks, oleh karena itu tidak mungkin dapat ditangani oleh sebuah vendor saja. Untuk dapat sukses mengimplementasikan Knowledge Management harus secara cantik menggabungkan berbagai solusi yang ada menjadi satu kesatuan yang komprehensive.
Sebuah rencana Knowledge Management, pertama kali tentunya harus melakukan survey akan kebutuhan institusi tersebut. Dengan memperhitungkan semua aktifitas di atas untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Tantangan selanjutnya adalah menemukan atau membuat perangkat lunak yang cocok dalam konteks-nya untuk rencana secara keseluruhan.

Jika kita melihat lebih dekat apa yang dilakukan oleh orang di bidang Knowledge Management - saya coba menyadur tulisan dari Karl E. Sveiby yang cukup menarik. Tampaknya kalau melihat secara teliti maka ada dua (2) buah jalur utama yang di ambil oleh orang tentang Knowledge Management (KM).
Jalur KM = Manajemen dari informasi. Peneliti & praktisi di bidang ini umumnya mempunyai pendidikan di bidang komputer dan / atau ilmu informasi. Mereka terlibat dalam pembangunan Sistem Informasi Manajemen, AI, re-engineering, groupware dll. Bagi mereka pengetahuan = objek yang dapat di identifikasi dan di proses dalam sistem informasi. Jalur ini baru dan berkembang sangat pesat pada saat ini, terutama dengan berbagai perkembangan di dunia komputer.

Jalur KM = Manajemen dari orang. Peneliti & praktisi di bidang ini cenderung memperoleh pendidikan di bidang philosofi, psychologi, sosiologi dan bisnis / management. Mereka umumnya umumnya terlibat dalam pengaksesan, pengubahan dan perbaikan skill & perilaku manusia secara individu. Bagi mereka pengetahuan = proses, sebuah set kompleks dari skill dinamis, know-how dll yang terus menerus berubah. Secara tradisional mereka terlibat dalam proses belajar dan proses manajemen kompetensi individual ini - seperti seorang psycholog - atau pada tingkat organisasi - seperti philosofer, sosiolog atau teoritis organisasi. Jalur ini sudah tua dan tidak berkembang demikian pesat.

Tingkat: Perspektif Individual. Fokus dari penelitian & praktek pada individual.
Tingkat: Perspektif Organisasi. Fokus dari penelitian & praktek pada organisasi.
Tentunya karena perbedaan latar belakang pendidikan yang cukup ekstrim tersebut, sering kali bahasa yang digunakan oleh kedua sisi tersebut akan berbeda satu dengan yang lain jika berbicara satu dengan yang lain.
Secara umum berbagai inisiatif Knowledge Management dapat dipetakan dalam tiga (3) hal besar untuk aset intangible, yaitu, struktur eksternal, strukur internal dan kompetensi dari SDM. Dalam contoh tabel berikut di gambarkan beberapa contoh aplikasi yang real dari berbagai inisiatif yang ada.

Techniques Covered . .

Brainstorming
Brainstorming sudah lama dikenal sebagai teknik untuk mendapatkan ide-ide kreatif sebanyak mungkin dalam kelompok. Bagi yang belum mengenal brainstorming, teknik ini didasarkan atas empat syarat. Kelompok yang mengikuti brainstorming harus:
• Menghasilkan ide-ide sebanyak mungkin
• Menghasilkan ide-ide yang segila mungkin
• Membangun ide dari ide-ide sebelumnya
• Menghindari penilaian atas ide-ide yang dihasilkan
Kelihatannya cara seperti ini memang bisa menghasilkan ide lebih banyak dibanding harus menghasilkan ide sendirian. Dalam buku yang terkenal, Applied Imagination karangan Alex Osborn, teknik brainstorming dikatakan mampu membuat individu menghasilkan ide dua kali lebih banyak dibanding bila bekerja sendirian.
Kelebihan brainstorming yang tidak dimiliki oleh kerja sendirian adalah kemampuannya menggabungkan ide dari beberapa individu. Karena itu yang harus dipikirkan adalah bagaimana memanfaatkan kelebihan tersebut sambil mengurangi kelemahannya.

Konsensus Membuat Keputusan
Apa itu konsensus?
Konsensus adalah grup untuk proses pengambilan keputusan. Ini adalah metode yang seluruh kelompok orang yang dapat datang ke kesepakatan. Masukan dan ide dari semua peserta dikumpulkan dan synthesized untuk tiba pada suatu keputusan akhir dapat diterima oleh semua. Melalui konsensus, kami tidak hanya bekerja untuk mencapai solusi yang lebih baik, tetapi juga untuk mendorong pertumbuhan dan kepercayaan masyarakat.

Konsensus artinya apa?
Konsensus tidak berarti bahwa setiap orang berpikir bahwa keputusan yang diambil adalah selalu yang terbaik mungkin, atau bahkan mereka yakin bahwa ia akan bekerja. Apa itu tidak berarti bahwa yang datang ke dalam keputusan, tidak ada seorangpun yang merasa bahwa ia / nya posisi dalam hal ini disalahfahamkan atau yang tidak semestinya diberikan pendengaran. Mudah-mudahan, semua orang akan berpikir itu adalah keputusan yang terbaik, karena ini sering terjadi, ketika bekerja, kolektif intelijen tidak datang dengan lebih baik daripada solusi bisa perorangan.

Konsensus membutuhkan lebih banyak waktu dan keterampilan anggota, tetapi banyak menggunakan sumber daya sebelum keputusan dibuat, komitmen untuk membuat keputusan dan sering memfasilitasi keputusan kreatif. Memberikan semua orang dengan beberapa pengalaman baru proses interaksi dan resolusi konflik, tapi yang penting adalah dasar keterampilan-bangunan. Konsensus untuk menjadi positif, adalah terbaik jika grup telah : 1) nilai-nilai umum, 2) beberapa keterampilan proses dalam kelompok dan resolusi konflik, atau komitmen untuk memberi ini difasilitasi, 3) komitmen dan tanggung jawab kepada kelompok dengan anggota dan 4) cukup waktu untuk semua orang untuk berpartisipasi dalam proses.
Repertory Grid
Teknik Repertory grid (selanjutnya disingkat ”repgrid”) biasanya digunakan untuk melakukan studi pengenalan/pemahaman stakeholder mengenai IT di dalam organisasinya.
Repgrid sendiri diperkenalkan oleh Kelly pada tahun 1955.
Teknik Repertory grid dapat digunakan bersama-sama dengan metode lainnya. Repertory grid adalah salah satu cara pengamatan dalam memetakan metode yang ada kepada peneliti IS (Huff 1990).

Nominal Group Technique

The nominal group technique adalah suatu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang digunakan ketimbang brainstorming. Ini berarti juga teknik untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian personal dalam suasana ketidakpastian, ketidaksepakatan pada inti persoalan dan lalu mencari jalan keluar terbaik. Dalam The nominal group technique, pandangan pribadi masing-masing orang memegang peranan penting. The nominal group technique tepat dipakai untuk kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari sama dengan 14 orang. Hal demikian karena dengan jumlah anggota yang sedikit persidangan relative dapat diselesaikan lebih cepat.
Terdapat tiga elemen penting yang seyogyanya diperhatikan jika hendak memakai the nominal group technique. Elemen pertama, ada sebuah dan hanya sebuah saja pertanyaan yang sudah dipikitrkan matang dan dirumuskan. Elemen kedua ialah ada sekelompok orang dengan tugas khusus dan ahli dalam masalah yang akan didiskusikan. Elemen ketiga tidak lain pemimpin kelompok yang dapat memimpin. Tugas pemimpin kelompok hanyalah menjadi fasilitator dan tidak mempengaruhi berlangsungnya persidangan seperti mengusulkan suatu rekomendasi. Iya fasilitator bukan rekomendator.




Metode Delphi

Metode Delphi merupakan prosedur untuk memperoleh penilaian dan opini dari individu yang memiliki pengetahuan dengan menggunakan berbagai kuesioner untuk mengembangkan konsensus ramalan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Perolehan penilaian expert dilakukan melalui kuesioner untuk memudahkan pembentukan suatu keputusan kelompok. Sedangkan untuk memperoleh pertanyaan yang benar-benar sesuai untuk diajukan dalam kuesioner, dilakukan cochran test.

Metode ini bertujuan untuk menentukan sejumlah alternative program. Mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi “Judgments” tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu consensus. Biasa metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang bersifat umum untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Partisipan dalam metode ini biasanya orang yang dianggap ahli dalam disiplin ilmu tertentu.

Metode Delphi terdiri dari prosedur interaktif berikut:
- Kuisioner yg memuat pertanyaan respon sistem nyata terhadap input tertentu atau perubahan struktural dikirim ke setiap anggota panel.
- Didasarkan pada respon akan kuesioner pertama, kuesiooner kedua dibentuk yang akan menarik respon lebih spesifik dari panel
- Kuesioner baru dikirimkan ke panel bersamaan dengan pemurnian respon panel akan pertanyaan dari tahap sebelumnya.

Concept Mapping (Pemetaan Gagasan)

merupakan proses konsepsi terstruktur yang menggambarkan secara visual hubungan antara ide atau pendapat. Pemetaan gagasan ini menggabungkan beberapa cara yang menghasilkan gambaran atau peta dari ide atau gagasan (konsep) individu atau kelompok. Terdapat beberapa istilah yang sama arti (analog) dengan pemetaan gagasan seperti: pemetaan cita-cita (idea mapping), pemetaan pikir (mind maps), pemetaan sebab (causal mapping) atau pemetaan pengetahuan (cognitive mapping)

Knowledge Management . .

Knowledge Management beserta Implementasinya

Baca-baca sekilas di wikipedia, KM berbeda dengan Library. Library menyediakan berbagai infomasi yg cenderung bersifat "what", sedangkan KM berisi informasi khusus yg bersifat "how". Makanya bagi dunia bisnis KM menjadi salah satu fungsi untuk mencari uang dan dunia bisnis yg saya lihat paling menggebu-gebu membuat KM di perusahaan mereka.

Ada beberapa sumber yang menyebutkan pengertian dari Knowledge management. Sumber km-forum.org mendefinisikan knowledge management sebagai suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan performa seseorang atau organisasi, dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan datang. Jadi KM bukanlah suatu fenomena baru, tetapi merupakan suatu cara yang menerapkan integrasi antara teknologi dengan sumber pengetahuan yang kompeten.

Sumber lain menjelaskan bahwa Knowledge Management merupakan suatu paradigma pengelolaan informasi yang berasal dari pemikiran bahwa pengetahuan yang murni sebenarnya tertanam dalam benak dan pikiran setiap manusia. Maka dari itu perlu dibangun suatu mekanisme penyebaran informasi dan pengalaman dari sumber daya manusia yang ada agar terjadi peningkatan pengetahuan dari masing-masing pelaku kegiatan di dalam suatu organisasi.

Organisasi dan perusahaan di dunia ini sebenarnya sudah sejak lama menderita kerugian karena tidak mengelola pengetahuan pegawainya dengan baik. Konon kabarnya di suatu institusi pemerintah, hanya karena PNS yang sudah 30 tahun mengurusi listrik dan AC masuk masa pensiun, sehari setelah itu listrik dan AC masih belum menyala ketika para pegawai sudah masuk kantor. Ya, tidak ada yang menyalakan listrik dan AC, karena hanya si PNS itu yang tiap pagi selama 30 tahun menyalakan listrik dan AC. Bahasa ngoko alus-nya:

when employees leave a company, their knowledge goes with them …

Organisasi dan perusahaan tidak mengelola pengetahuannya dengan baik, sehingga transfer pengetahuan tidak terjadi. Organisasi perlu mengelola pengetahuan anggotanya di segala level untuk:

· Mengetahui kekuatan (dan penempatan) seluruh SDM

· Penggunaan kembali pengetahuan yang sudah ada (ditemukan) alias tidak perlu mengulang proses kegagalan

· Mempercepat proses penciptaan pengetahuan baru dari pengetahuan yang ada

· Menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar-masuk SDM

Nah, sebenarnya yang berkewajiban mengelola pengetahuan itu individunya atau organisasinya? Sebenarnya setiap orang harus mengelola pengetahuan mereka sendiri, karena yang paling berkepentingan mendapatkan manfaat dari pengelolaan pengetahuan itu adalah individu. Ketika semua pengetahuan yang saya dapat ketika bekerja, part time atau menggarap project saya explicit-kan dalam bentuk tulisan. Kemudian saya simpan rapi dan kalau perlu saya database-kan sehingga muda saya cari kembali, ini semua membantu dan mempercepat kerja saya ketika masalah serupa datang. Kalaupun saya pindah kerja, knowledge base yang saya miliki tadi menjadi “barang berharga” yang bisa saya “jual” dalam bentuk skill dan kemampuan ke perusahaan baru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan data dan informasi yang telah digabung dengan berbagai bentuk pemikiran dan analisa dari macam-macam sumber yang kompeten.

KNOWLEDGE atau PENGETAHUAN yang berkali-kali kita bicarakan itu sebenarnya makhluk apa. Pengetahuan itu bisa dibagi, yaitu:

a. Tacit Knowledge

Tacit knowledge adalah pengetahuan yang berebentuk pengetahuan know-how, pengalaman, skill, pemahaman dan lain-lain maupun rules of thumb. Nah dari contoh di atas, ketika seorang member milis menjawab berdasarkan pengalaman dia, hasil ngoprek atau nggak sengaja dapat solusi misalnya, itu semua adalah tacit knowledge. Tacit knowledge ini kadang susah kita ungkapkan atau kita tulis. Contohnya, seorang koki hebat kadang ketika menulis resep masakan, terpaksa menggunakan ungkapan “garam secukupnya” atau “gula secukupnya”. Soalnya memang dia sendiri nggak pernah ngukur berapa gram itu garam dan gula, semua menggunakan know-how dan pengalaman selama puluhan tahun memasak. Itulah kenapa Michael Polyani mengatakan bahwa pengetahuan kita jauh lebih banyak daripada yang kita ceritakan.

b. Explicit Knowledge

Explicit Knowledge: pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain. Dari contoh di atas, ketika seorang member milis memberi solusi dari buku, maka sebenarnya itu adalah bentuk explicit knowledge.

c. Trivial Knowledge

Merupakan sebuah keputusan diri atau organisasi yang menyaring apakah suatu pengetahuan akan disimpan atau tidak, keputusan ini didasarkan kepada seberapa sering pengetahuan itu akan digali kembali atau dibuka kembali sebagai contoh :

- Kucing mempunyai 32 otot dalam setiap telinganya

- Kupu-kupu hanya mempunyai masa terbang dalam 24 jam

- Ikan mas mempunyai masa ingatan hanya 3 detik

- Ikan hiu hanya akan berenang jika kedua matanya normal


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and PDF Downloads